Sabtu, 22 Desember 2012

Film Dokumenter Aceh Lon Sayang ( PKT )







Aceh Lon Sayang sebuah lagu daerah dari Aceh, lagu yang menggambarkan tentang keindahan alam aceh, penduduknya yang ramah dan kisah para pejuang-pejuangnya yang berkorban demi kemerdekaan Aceh dari tangan penjajah. Namun sekian lama merdeka, justru lahir konflik yang berkepanjangan, konflik antara pemerintah dengan gam yang menginginkan agar Aceh merdeka sendiri dan lepas dari Indonesia.

Tahun 2004 Aceh di landa gempa yang di susul dengan gelombang tsunami, yang meluluh lantahkan semuanya, yang merampas ratusan nyawa tak berdosa, namun seiring dengan waktu kini masyarakat Aceh kembali bangkit dari luka yang mendalam, tapi masyarakak aceh belum lepas dari ancaman modernisasi, yang membuat masyarakat aceh lupa akan budayanya, banyak kaum muda Aceh yang lebih memilih mengikuti gaya barat yang sangat bertentangan dengan masyarakat aceh yang sangat kental akan budaya timurnya.

Film ini berawal dari seorang anak kecil yang sedang asyik bermain dan melihat gelombang tinggi yang mendekat menghampiri, ia terkejut dan memberikan tahukan teman-temannya.  Kemudian seseorang tiba-tiba berteriak bahwa gelombang air laut akan datang karena ukurannya yang sangat tinggi hingga mencapai atas langit. Beberapa orang lainnya pergi entah kemana dan sebagian orang lagi pergi kearah masjid untuk berlindung diri. Gelombang Tsunami pun memporak-porandakan Aceh hingga tidak ada lagi yang tersisa selain masjid yang berdiri kokoh. Suasana ini menggambarkan betapa besarnya kuasa Allah. Banyak kejadian aneh yang mengisyaratkan adanya tanda-tanda kebesaran Allah salah satunya muncul dua kelopak mata berukuran besar di langit. Bukti ini didapat dari salah satu foto yang dimiliki seseorang tidak sengaja memotret langit-langit aceh setelah tsunami berakhir. Mata itu mengarah ke tempat terjadinya tsunami.



Dan anehnya lagi, tsunami yang melanda usai menghilang saat menjelang maghrib. Peristiwa ini mengakibatkan jumlah kematian penduduk di Banda Aceh meningkat drastis dan tajam. Seketika, seluruh perumahan hancur dan rata dengan tanah tanpa ada yang kokoh. Suasana gersang dan isak tangis anak-anak sampai orang dewasa bermunculan  dimana-mana. Penduduk yang masih hidup di bawa ke posko keamanan atau tenda darurat. Beberapa orang tetap tinggal di dalam masjid. Sebagian orang hanya bisa melamun dan yang lainnya menagis karena kehilangan keluarga serta harta bendanya. Keanehan juga terjadi pada beberapa anak kecil yang tengah tertawa-tawa ceria walaupun kondisi mereka sudah sangat prihatin sekali. Semua penduduk Indonesia turut berduka atas musibah tsunami di Aceh. Banyak orang dari berbagai pulau dan kota di Indonesia maupun Negara asing yang memberikan sumbangan berupa sembako, uang, dan alat bantu lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar