Minggu, 30 September 2012

Pengamatan Lokasi (Perencanaan Kreatif Televisi)




    Siang itu sekitar pukul 13.30 Wib, saya duduk bersama teman-teman saya di kantin untuk makan siang di sela-sela jam kosong. Situasi di kantin saat itu sangat ramai, di tambah dengan adanya mahasiswa baru yang berambut botak. Cuaca saat itu terasa panas dengan kondisi matahari yang bersinar terik, di tambah dengan tidak adanya pendingin di kantin, bahkan kipaspun tidak ada.

    Saya sulit bernapas saat itu, karna banyaknya orang yang merokok sedangkan saya bukanlah seorang perokok. Orang-orang di sana sibuk dengan kegiatannyha sendiri, ada yang bersenda gurau bersama temannya, memainkan laptop, makan atau sekedar minum. Begitu selesai makan saya lekas pergi masuk kelas, karna tidak sanggup dengan udaranya yang pengap.

Pengamatan Individu (Perencanaan Kreatif Televisi)




   Berpenampilan menarik, berbadan tinggi besar dengan warta kulit sawo matang. Sebuah gambaran yang pertama saya lihat pada seorang pria yang duduk di bangku kantin, dia adalah teman saya yang bernama argan. Saya melihat dia bersama teman-temannya, mungkin karna situasi yang ramai dia tidak menyadari bahwa saya sedang memperhatikannya.

    Dia memakai kemeja biru, dengan clana hitam dan sepatu putih, dia berpenampilan sangat rapih dan menarik. Dengan potongan rambut pendek, semakin menambah kesan rapih, dia pintar bergaul dengan orang-orang baru serta pandai bicara, sehingga orang-orang yang baru mengenalnya akan mudah akrab.

Sabtu, 22 September 2012

KETUA SKINHEAD MENJADI SEORANG MUSLIM

    Marc Springer,  Adalah Mantan Pimpinan Skinhead, yang lahir dari keluarga yang sangat membenci Islam, tapi justru Islamlah yang menjadi keyakinan terakhirnya.

    Siapa sangka anak dari pasangan suami-istri yang berlatar belakang militer Amerika, yang sangat membenci Islam, justru masuk Islam. Tapi itulah bukti keagungan Allah SWT, yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang mau mencari kebenaran, karna ratusan ayat dalam Al-Qur'an menuntut manusia untuk berfikir. 

    “Saya ingat saat masih kecil, saya mendengar ayah suka mencerca orang-orang Arab dan Muslim, mencela agama mereka, cara hidup dan ras mereka,” kata Marc Springer mengenai masa lalunya. Ternyata sang ayah bukan hanya membenci Muslim tanpa alasan, tetapi sering sekali berkata dan bertindak kasar kepada seluruh anggota keluarga termasuk kepada ibu serta kedua adik lelaki dan perempuannya. Sehingga Springer kecil tumbuh dalam rasa takut di bawah didikan orang tua yang juga pecandu alkohol itu.

    Springer pun mencari ketenangan diri di luar rumah. Ia bertemu dan akrab dengan sekelompok pemuda yang berkepala plontos (skinhead), yang berkeliaran di jalan-jalan di sekitar rumahnya di Washington, Amerika. Justru kondisi tersebut malah memperparah keadaan, kondisi Springer malah bertambah buruk setelah ia mencukur habis seluruh rambut di kepalanya dan bergabung dengan kelompok Skinhead. Ketika usianya 16 tahun ia pun sempat tersentak saat seorang teman sekolahnya yang berasal dari Meksiko berkata, “Mengapa kamu bergaul dengan para pecundang itu, sebenarnya kamu bisa lebih baik dari pada mereka.” Namun, ia malah terjerembab lebih dalam lagi. Menjadi pecandu alkohol, pengguna narkoba dan sering berurusan dengan hukum. Setelah bertahun-tahun bergabung dengan kelompok rasis Skinhead, ia menjadi sosok yang sangat sadis dan ditakuti sehingga ia pun dinobatkan menjadi salah satu pimpinan gerakan Neo Nazi itu. 

     Springer mengakui wataknya yang penuh kebencian dan sikap rasisnya, menurun dari ayahnya. "Meski saya membenci ayah karena semena-mena kepada keluarga, saya ingin seperti ayah. Dari ayahlah, sikap rasis saya berasal," ungkap Springer. Ia pun mengakui bahwa dia tidak mampu membungkam hati kecilnya yang menyadari bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah salah. Maka pada usia 23 tahun ia pun mulai membaca banyak buku untuk  menghilangkan resah hati nuraninya. Ia banyak baca buku yang ia pinjam dari sebuah perpustakaan kecil. Mulai dari buku-buku karya Kant, Descartes, sampai buku-bukunya Tariq Ramadan dan Edward Said. Ia menyadari bahwa kehidupannya selama ini begitu kacau, dan ia mulai mempertanyakan banyak hal tentang hidupnya, termasuk keyakinan agamanya. 

     Sejak itu, Springer merasa bahwa ia harus mengevaluasi kembali dirinya. Ia mulai berpikir untuk lepas dari bayang-bayang ayah dan pengaruh buruk teman-temannya. Ia pun memiliki pacar yang juga seorang Skindhead. Namun alih-alih putus malah dinikahinya. ''Kala itu sedang hangat pemberitaan tentang perlawanan Intifada di Palestina yang mendorongnya untuk mencari tahu lebih dalam tentang gerakan Intifada itu'', ungkap Springer. "Ayah saya seorang rasis dan juga anti-Yahudi. Tapi kebencian ayah pada orang Arab lebih besar dibandingkan kebenciannya pada Yahudi. Oleh sebab itu, ayah selalu mendukung Israel. Tapi saya mengkaji kembali apa yang ada di pikiran saya saat masih kecil, saya memutuskan untuk mencari tahu tentang perjuangan di Timur Tengah itu," ungkap Springer. Ia lalu membaca buku-buku sejarah dan politik di Timur Tengah. 

    Namun Springer merasa kesulitan memahaminya, karena saat itu ia belum mengenal Islam dan Muslim. Sejak kecil, ia sudah belajar membenci Islam dari ayahnya tanpa pernah mengerti mengapa ia harus membenci Islam. Sedangkan sang istri sama sekali tidak berminat membahas masalah-masalah tersebut. Ia mulai mempelajari apa itu Islam, ajaran dan sejarahnya dari berbagai artikel dan sumber-sumber dari internet. Karena meski waktu itu ia tinggal di Washington tapi ia belum tahu tentang keberadaan komunitas Muslim di sana. “Jadi, saya benar-benar tidak tahu harus bertanya pada siapa," ujar Springer.

    Karena pekerjaan istrinya pindah ke Inggris, Springer pun turut pindah. Untuk beberapa waktu, Springer memanfaatkan kepindahannya ke Inggris untuk melakukan perjalanan ke seluruh Eropa sambil mempelajari sejarah negara-negara Eropa. Namun, pikirannya tetap tertuju pada Timur Tengah dan politik di sana. Springer mulai serius untuk mempelajari ajaran Islam, ideologi dan sejarah Islam, serta mulai membaca terjemahan Alquran. Dari buku-buku yang dibacanya, Springer mengetahui bahwa banyak ritual-ritual Kristen yang sampai saat ini dilakukan umat Kristiani adalah hasil inovasi manusia, bukan berbasiskan pada ajaran Tuhan. Springer juga mencoba mempelajari agama Yudaisme, yang menurutnya justru lebih "aneh".

    "Mereka, orang-orang Yahudi memperlakukan para nabi Allah dengan keji. Jika ajaran Yudaisme meragukan, mengapa pula saya memilih Yudaisme sebagai petunjuk hidup saya," tukas Springer.
Akhirnya ia pun bertemu dengan seorang Muslim asal Libanon yang cukup faqih. Ia pun banyak berdiskusi dengannya terkait dengan keinginannya masuk Islam. Setelah Muslim Libanon itu benar-benar yakin bahwa Springer memang sudah bertekad bulat maka ia pun mengajak Springer mengucapkan dua kalimat syahadat di sebuah masjid di London. Namun sayang, kabar gembira tersebut menjadi kabar yang sangat buruk bagi istrinya. Sang istri sama sekali tidak berminat berdiskusi tentang Islam, menoleransi suaminya masuk Islam pun tidak, apalagi mengikuti jejak sang suami. Sehingga cerai pun tidak dapat dihindarkan lagi. Springer pun kembali ke Amerika dengan berat hati karena gagal membimbing istri.

    "Tapi alhamdulillah, saya sekarang mengerti mengapa Allah memberikan semua peristiwa ini pada saya," imbuhnya. Di AS Springer mendapatkan pekerjaan baru, yang mengharuskan dia bekerja di Alaska, tempatnya bekerja berjarak ratusan mil dari kota Anchorage dan Faribanks, yang cukup banyak komunitas Muslimnya di wilayah Alaska. Karenanya, Springer mengandalkan buku, internet dan sumber-sumber lainnya untuk terus mempelajari Islam. Ia mulai berkenalan dengan banyak Muslim setelah sering melakukan perjalanan bisnis ke Washington DC. 

    Ia lalu dikenalkan dengan seorang Muslimah keturunan Arab Saudi. Springer berkomunikasi lewat email dan telepon, tanpa pernah bertemu muka. Ia baru melihat wajah "kekasih"nya setelah datang melamar ke keluarganya di Washington DC. Keduanya lalu menikah, lengkaplah kebahagiaan Springer sebagai seorang muslim. "Subhanallah, bagaimana Allah menuntun saya pada Islam sangat menakjubkan, dari seorang yang jauh dari agama dan dibesarkan dalam rumah yang penuh dengan ajaran kebencian, Allah menuntun saya ke jalan-Nya"

    "Allah selalu ada, memperhatikan saya. Dia membimbing saya, melewati masa-masa berbahaya dan masa-masa yang buruk untuk menjadi seorang lelaki sejati dan menjadi seorang Muslim. Orang bilang, keajaiban tidak terjadi setiap hari, tapi cerita hidup saya membuktikan bahwa perkataan itu salah," pungkas Springer.




"Tidakkah cukup bagimu atas bukti yang telah Allah SWT tunjukan, lalu nikmat mana lagi yang ingin kau dustakan?"

SINOPSIS FILM BERBAGI SUAMI ( PKT )

BERBAGI SUAMI






   Berbagi Suami adalah film produksi Kalyana Shira Film yang berkolaborasi dengan rumah produksi asal Perancis, WallWorks. Pekerja film yang terlibat adalah Ipung Rachmat Syaiful sebagai director of photography, Yoga K. Koesprapto sebagai editor, Wencislaus sebagai art director dan Claude Kunetz sebagai co-producer dari WallWorks Perancis. Sementara untuk album lagu tema, Kalyana Shira Films bekerjasama dengan Aksara Records lewat grup musik Sore dan White Shoes & The Couples Company yang menggarap lagu serta scoring film ini.
 
    Film ini mendapatkan penghargaan Golden Orchid Award sebagai Best Foreign Language Film dalam Festival Film Hawaii, Amerika Serikat dan juga "Movie of the Year" dari Guardians e-Awards pada tahun 2007, berdampingan dengan Nagabonar Jadi 2.

Pemeran : 
  1. Rieke Diah Pitaloka sebagai Dwi
  2. Jajang C. Noer sebagai Salma
  3. El Manik sebagai Pak Haji Ali Rohim
  4. Winky Wiryawan sebagai Nadine
  5. Nungki Kusumastuti sebagai Indri
  6. Atiqah Hasiholan sebagai Fatima
  7. Dominique Agisca Diyose sebagai Ming
  8. Tio Pakusadewo sebagai Koh Abu
  9. Ira Maya Sopha sebagai Cik Linda
  10. Reuben Elishama sebagai Firman
  11. Shanty sebagai Siti
  12. Ria Irawan sebagai Sri
  13. Lukman Sardi sebagai Pak Lik

Sinopsis :

    Tiga perempuan yang berasal dari tiga kelas sosial, ekonomi, dan suku yang berbeda membuka tabir tentang kehidupan poligami mereka. Salma (Jajang C Noer), dokter ahli kandungan, di tengah kehidupannya yang mapan dia harus berjuang mempertahankan keutuhan rumah tangganya, walaupun Pak Haji (El Manik) suaminya menikahi perempuan yang lebih muda (Nungky Kusumastuti). Nadim (Wingky Wiryawan) anak semata wayang Salma, menjadi alasan dia untuk menjalani kehidupan poligaminya. Walaupun akhirnya Nadim justru tumbuh menjadi anak yang menentang poligami.

    Siti (Shanty), gadis Jawa yang bercita-cita untuk memperbaiki kehidupannya di Jakarta. Tinggal di rumah sempit Pak Lik-nya (Lukman Sardi), bersama dua istrinya (Ria Irawan dan Rieke Dyah Pitaloka), membuat Siti terbiasa dengan kehidupan poligami di rumah tangga pamannya ini. Siti tidak pernah menyangka bahwa pamannya menaruh hati terhadap dirinya dan berniat menikahi Siti sebagai istri ketiga. Hubungan Siti dengan kedua istri pamannya justru semakin akrab setelah ia menjadi istri ketiga dan ini membuat situasi rumah tangga mereka unik. 

    Ming (Dominique), perempuan muda keturunan Tionghoa yang terkenal sebagai "kembang" di restoran bebek panggang tempatnya bekerja. Koh Abun (Tio Pakusadewo), koki yang juga pemilik restoran, tak dapat menyembunyikan keinginannya untuk mengawini Ming. Bahkan istrinya yang galak, Cik Linda (Ira Maya Sopha) pun tak mampu menghalanginya. Ming menerima pinangan Koh Abun, yang sebenarnya lebih pantas menjadi bapaknya, karena merasa `aman'. Ketika Firman (Reuben Elishama) bekas pacar Ming yang telah menjadi sutradara film menawarkan peran utama di filmnya, Ming mulai membutuhkan kebebasan dan menyadari potensinya. Ruang kehidupan Salma, Siti, dan Ming berbeda dan mereka tak saling mengenal satu sama lain. Namun, mereka terkadang bertemu di ruang publik Jakarta yang padat, tanpa menyadari bahwa mereka mengalami masalah kehidupan yang hampir sama, kehidupan rumah tangganya yang di madu atau poligami.


Pengkarakteran Salah-satu Tokoh:

Tokoh Salmah

    Salmah adalah seorang istri dari seorang haji yang menerapkan poligami dalam pernikahannya, Salmah adalah istri dari pertama dari ke empat istri yang di nikahi oleh pak haji. Watak Salmah dalam film ini sebagai seorang istri pertama yang penyabar, seorang istri yang rela di madu yang sebenarnya di dalam diri dia sendiri tidak terima jika pernikahannya di madu, dia mengorbankan dunianya untuk kelangsungan anaknya, yang dia tidak mau jika anaknya harus menanggung dampaknya jika mereka harus bercerai. Salmah adalah sosok istri yang berusaha tegar, dan meyakinkan anak laki-lakinya bahwa dirinya baik-baik saja meski harus di madu oleh suaminya.

Pesan :

    Pada dasarnya film ini menceritakan tentang dampak yang di alami oleh istri yang pernikahannya di madu oleh suaminya atau poligami, pak haji sang tokoh yang melakukan poligami, memadu istri-istrinya atas nama agama. yang berusaha di angkat dalam film ini adalah "apakah benar poligami di perbolehkan dalam Islam?" yang sebenarnya poligami itu sendiri masih menuai pro dan kontra di masyarakat, dan masing-masing dari mereka memiliki alasan-alasan yang kuat mengenai poligami.

Surat-Surat Yang Menyelamatkan



    Rasulullah SAW biasanya membaca surat Al-Mulk pada malam hari. Abuhurairah r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya ada satu surat dalam Al Qur’an berisi tiga puluh ayat telah memberi syafa’at pada orang yang membacanya hingga diampunkan dosa-dosanya yaitu Tabarakalladzi biyadihil mulku”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Attirmidzi, Ibn Ady dan Ibn Hibbaan). Ibn Abbas r.a. berkata : “Seorang sahabat Rasulullah SAW memasang kemahnya di atas kubur yang tidak diketahui bahwa itu kubur, tiba-tiba terdengar suara orang membaca surat Tabarakalladzi biyadihil mulku, hingga habis, maka ia pergi memberitahu pada Rasulullah SAW tentang kejadian itu, maka sabda Rasulullah SAW adalah Surat itulah yang membela dan menyelamatkan dari siksa Allah dalam kubur.” (H.R Attirmidzi)


    Khalid bin Ma’dan r.a. berkata : Bacalah surat Almunjilah (yang menyelamatkan) yaitu Alif Lam Mim Tanzil As-Sajadah, sebab saya mendapat keterangan bahwa ada seseorang yang biasa membacanya, dan dia tidak membaca lain-lainnya, sedang ia banyak berdosa, tiba-tiba surat ini menghamparkan sayapnya dan berkata : Ya Rabbi ampunilah orang ini, karena ia selalu membacaku, maka Allah menerima pembelaan (syafa’atnya), dan Allah berfirman : Tulislah untuk hamba-ku ditempat tiap dosa hasanat dan naikkan derajatnya.
Dilain Riwayat : Sesungguhnya surat ini akan membela pada orang yang membacanya di dalam kubur, ia akan berkata : Ya Allah jika aku benar-benar dari kitab-Mu maka berilah aku kesempatan memberi syafa’at padanya, jika tidak maka hapuslah aku dari kitab-Mu.

Setelah membaca Al-Mulk dan As-Sajadah biasakanlah membaca Ad-Dukhan, yang pahalanya seperti tercantum dibawah ini :
Haa’mim ada tujuh dan pintu-pintu jahannam juga tujuh, maka tiap haa’mim akan tiba di hari kiamat tegak dimuka masing-masing pintu dan berkata : Ya Allah jangan engkau masukkan di pintu ini orang yang dahulu percaya padaku dan selalu membacaku. (R. Albaihaqi)
Abuhurairah r.a. berkata : Siapa yang membaca surat haa’mim Ad-Dukhan di waktu malam, maka pada pagi harinya dibacakan istighfar oleh tujuh puluh ribu malaikat 

(R. Attirmidzi)